Monday 27 April 2015

SAP PEMERIKSAAN FISIK




SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
-MACRO TEACHING-
ASKEB I PEMERIKSAAN FISIK
(Latihan ke-1)

Institusi                                :  STIKes _____________ Semarang
Program Studi                      :  D-IV Kebidanan
Mata Kuliah                         :  Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
Kode Mata Kuliah               :  BD. 301
Materi Pokok                       :  Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
Semester                               :  I (Satu)
Hari/Tanggal                        :  ......  2015
Waktu                                  :  20  menit
Keterampilan yang               :  1. Membuka dan Menutup  Perkuliahan
dilatihkan                                2. Menjelaskan
                                                3. Bertanya Dasar dan Lanjut
                                       
A.  STANDAR KOMPETENSI
      Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa D-3 diharapkan mampu menerapkan praktik klinik kebidanan dalam kegiatan asuhan kebidanan I kehamilan dan dalam kegiatan kelompok untuk membantu perilaku profesional dalam berkarya dan memberikan praktik yang baik di pelayanan kebidanan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.
B.  KOMPETENSI DASAR/INTI
      Mahasiswa D-3 Kebidanan setelah memperhatikan demonstrasi dosen, diharapkan mampu melakukan pemeriksaan fisik dengan benar.


C.  INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari pemeriksaan fisik.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari pemeriksaan fisik.
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan persiapan alat pada pemeriksaan fisik.
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur pemeriksaan fisik.
E.  MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.      Media/Alat      :  Laptop, LCD, Power Point tentang pemeriksaan fisik dan phantom.
2.      Sumber Belajar   :
-       Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
-       Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : EGC
-       Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
F.  METODE PERKULIAHAN
Metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi, pada pembelajaran ini calon dosen mendemonstrasikan, kemudian apabila ada mahasiswa yang belum jelas dipersilahkan bertanya.

G.    KEGIATAN PERKULIAHAN
TAHAP/
WAKTU
KEGIATAN CALON DOSEN
KEGIATAN MAHASISWA
METODE
MEDIA
Pendahuluan 5 menit
1.      Mengucapkan salam
2.      Menginformasikan cakupan materi yang akan disampaikan
3.      Menggali pengetahuan mahasiswa tentang tujuan pembelajaran

1.  Menjawab salam
2.  Mahasiswa memahami cakupan materi
3.  Mahasiswa memahami cakupan materi

-

Ceramah


Ceramah
LCD, laptop,
slide

Penyajian
10 menit
1.      Menjelaskan Pengertian pemeriksaan fisik
2.      Tujuan pemeriksaan fisik
3.      Persiapan  dan alat dalam pemeriksaan fisik
4.      Menjelaskan langkah-langkah pemeriksaan fisik
5.      Praktik pemeriksaan fisik
6.      Mendemonstrasikan alat-alat yang digunakan
7.      Mendemonstrasikan tindakan pemeriksaan fisik
8.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa lain untuk menjawab pertanyaan temannya
9.      Memberikan penguatan
10.   Memberikan jawaban sesuai dengan teori
11.   Meminta salah satu mahasiswa untuk memdemonstrasikan tindakan pemeriksaan fisik
12.   Meminta mahasiswa lain untuk mengevaluasi
13.   Memberikan penguatan
Memperhatikan


Memperhatikan

Memperhatikan


Memperhatikan


Memperhatikan

Memperhatikan


Bertanya


Memperhatikan dan mencatat



Mendemonstra-sikan
Mengevaluasi

Memperhatikan




Mengevaluasi

Ceramah


Demonstrasi

Demonstrasi


Demonstrasi


Demonstrasi

Demonstrasi


Tanya jawab



Demonstrasi

Tanya jawab

Sumbang saran


Ceramah


Ceramah


Penutup
5 menit
1.    Bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2.    Menginformasikan materi selanjutnya
3.    Memberikan salam penutup
Menjawab



Memperhatikan

Menjawab salam



H.    PENILAIAN PERKULIAHAN
1.      Teknik Penilaian    :  Praktik
2.      Alat Penilaian        :  Ceklist Pemeriksaan Fisik
3.      Prosedur Tes         :  Post test
4.      Bentuk Tes            :  Objektif
I.         LAMPIRAN
1.         Lampiran 1 bahan materi prosedur pemeriksaan fisik
2.         Lampiran 2 evaluasi
3.         Lampiran 3 cheklist pemeriksaan fisik
4.         Lampiran 4 power point pemeriksaan fisik
5.         Lampiran 5 Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)



Semarang, … April 2015

Praktikan
                                                                                              






Telah disetujui oleh
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN
PEMERIKSAAN FISIK

A.      Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan tenaga kesehatan untuk mebuat penilaian klinis.
B.     Tujuan dilakukan Pemerisaan Fisik
Untuk memperoleh informasi mengenai status kesehatan klien.
C.     Indikasi dilakukannya Pemeriksaan Fisik
1.      mengidentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi keluhan-keluhan dan gejala-gejala pasien
2.      penapisan/skrining keadaan wellbeing pasien
3.      pemantauan masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini

D.    Kontraindikasi dilakukannya Pemeriksaan Fisik

1.     
E.     Kegunaan/Manfaat Pemeriksaan Fisik
1.      Mempertahankan kesehatan fisik dan mental klien.
2.      Memonitor kesehatan klien.
3.      Agar tercapainya kesehatan yang optimal.
4.      Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit pada klien.
F.     PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi  beberapa langkah antara lain :
1.      Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cenderung membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis atau pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan, apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah
2.      Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Timbanglah berat badan ibu pada setiap pemeriksaan kehamilan. Bila tidak tersedia timbangan, perhatikan apakah ibu bertambah berat badannya. Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Yang sebagian besar diperoleh terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan. Jelaskan bahwa berat badan ibu naik secara normal yang menunjukkan janinnya tumbuh dengan baik bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk.
Tinggi berat badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Bila tidak tersedia alat ukur tinggu badan maka bagian dari dinding dapat ditandai dengan ukuran centi meter. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam pemeriksaan. Bila tinggu badan ibu kurang dari 145 atau tampak pendek  dibandingkan dengan rata-rata ibu, maka persalinan perlu diwaspadai.
3.      Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil bisanya tetap normal, kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit beristirahat, ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa kehamilannya. Khususnya tekanan darahnya lebih sering (setiap minggu). Ibu dipantau secara ketat dan anjurkan ibu persalinannya direncanakan di rumah sakit.
4.      Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Dibawah ini akan diuraikan pemeriksaan obstetric yaitu dengan melakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
-          Lihatlah wajah atau muka pasien
Adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan bahwa ibu sedang diperiksa apakah kurang darah atau tidak. Sebutkan bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah.
Bila terdapat bengkak diwajah, periksalah adanya bengkak pada tangan dan kaki. Sedikit bengkak pada mata kaku dapat terjadi pada kehamilan normal, namun bengkak pada tangn dan atau wajah tanda preeklamsi. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak dan tanyakan pada ibu apakah ia sulit melepaskan cincin atau gelang yang dipakainya. Mata kaki yang bengkak dan menimbulkan cekungan yang tak cepat hilang bila ditekan, maka ibu harus dirujuk ke dokter, dipantau ketat kehamilannya dan tekanan darahnya, serta direncanakan persalinannya dirumah sakit.
Selain memeriksa ada tidaknya pucat pada konjungtiva, lihatlah sclera mata adakah sclera kuning atau ikterik
-          Lihatlah mulut pasien. Adakah tampak bibir pucat, bibir kering pecah-pecah adakah stomatitis, gingivitis, adakah gigi yang tanggal, adakah gigi yang berlobang, caries gigi. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang menyengat.
-          Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran linfe
-          Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk. Putting susu yang datar atau masuk akan mengganggu proses menyusui nantinya. Apakah asinya sudah keluar atau belum. Lihatlah kebersihan areola mammae adakah hiperpigmentasi areola mammae.
-          Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin.
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, penting untuk dilakukan hal– hal sebagai berikut :
Ø  Mintalah ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu
Ø  bantulah ia untuk santai. Letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahunya. Fleksikan tangan dan lutut. Jika ia gelisah bantulah ia untuk santai dengan memintanya menarik nafas panjang.
Ø  cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa, keringkan dan usahakan agar tangan perawat cukup hangat.
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang, asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum, adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin, rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan janin. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan 24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa sangat bervariasi. Agar  lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur kehamilan                               Tinggi fundus uteri
20 minggu                                           20 cm
24 minggu                                           24 cm
28 minggu                                           28 cm
32 minggu                                          32 cm
36 minggu                                           34- 46 cm
Jelaskan pada ibu bahwa perutnya akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal, terlalu kecil atau terlalu besar.
5.      Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.


Petunjuk cara pemeriksaan :
Ø  Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin.
Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.
1Gambar




Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.

6.      Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
Ø  pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser  jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.
2Gambar :





Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.
7.      Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah. Petunjuk cara memeriksa:
Ø  dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.
3Gambar




Hasil : bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.
8.      Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.


Petunjuk dan cara memeriksa :
Ø  Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul

4Gambar




Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
9.      Pemeriksaan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
10.  pemeriksaan punggung dibagian ginjal.
Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.
5Gambar




11.  Pemeriksaan genetalia
cucilah tangan, kemudian kenakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada vulva terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau. Pada kehamilan normal, tak ada rasa gatal, luka atau perdarahan. Rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar. Setelah selesai cucilah tangan dengan sarung tangan yang masih terpasang, kemudian lepaskan sarung tangan dan sekali lagi cucilah tangan dengan sabun.

12.  Distansia tuberan
yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber iskhiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5-11cm
gambar
6


13.  Konjugata eksterna (Boudeloge)
yaitu jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V, dengan ukuran normal sekitar 18-20 cm. bila diameter bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan panggul.
Gambar
87



14.  Pemeriksaan panggul
pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Ada empat cara melakukan pemeriksaan panggul yaitu dengan pemeriksaan pangdang (inspeksi) dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul, misalnya pasien sangat pendek, bejalan pincang, terdapat kelainan seperti kifosis  atau lordosis, belah ketupat michaelis tidah simetris. Dengan pemeriksaan raba, pasien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul bial pada pemeriksaan raba pasien didapatkan: primigravida pada kehmilan aterm terdapat kelainan letak. Perasat Osborn positif fengan melakukan pengukuran ukuran-ukuran panggul luar.
Alat untuk menukur luar panggul yang paling sering digunakan adalah jangka panggul dari martin. Ukuran – ukuran panggul yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah:
a.       Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23-26 cm
9




b.      Distansia kristarum
Yaitu jarak antara Krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. bila selisih antara distansi kristarum dan distansia spinarum kurang dari 16 cm, kemungkinan besar adanya kesempitan panggul.
10



15.  Pemeriksaan ektremitas bawah
memeriksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan didaerah pretibia dan mata kaki dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas pulih kembali berarti oedem positif. Oedem positif pada tungkai kaki dapat menendakan adanya pre eklampsia. Daerah lain yang dapat diperiksa adalah kelopak mata. Namun apabila kelopak mata sudah oedem biasanya keadaan pre eklamsi sudah lebih berat.
11Gambar


16.  Pemeriksaan reflek lutut (patella)
mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan apa yang akan dilakukan. Rabalah tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan hammer ketuklan rendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin B1. bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi.
Gambar
12






G.    Alat
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik antara lain :
1.    Timbangan BB
2.    Alat ukur TTV (TD, Nadi,Suhu)
3.    Senter
4.    Metlyn/alat ukur satuan cm
5.    Dopler
6.    Sarung tangan
7.    Kassa
8.    Bengkok
9.    Waskom larutan chlorine 0,5%
10.                         Hammer
H.    Content
1.      Mencuci tangan
Pemeriksaan umum meliputi :
2.      Keadaan umum
3.      Tinggi badan
4.      Berat badan
5.      Tanda-tanda vital (TD,N,suhu,Rr)
Pemeriksaan fisik
6.      Kepala (rambut rontok, benjolan, kulit kepala)
7.      Memeriksa edema wajah, cloasma gravidarum, muka (pucat)
8.      Memeriksa mata (sklera, konjungtiva dan pupil)
9.      Memeriksa hidung
10.  Memeriksa mulut (gigi berlubang, caries, sariawan, lidah, bibir pucat/kering)
11.  Memeriksa telinga kanan kiri
12.  Memeriksa pembesaran kelenjar tiroid pada leher
13.  Memeriksa pembesaran limfe dan axila
14.  Memeriksa dada (pembesaran thorax, benjolan)
Pemeriksaan payudara
15.  Bentuk, ukuran dan kesimetrisan
16.  Putting payudara menonjol atau masuk
17.  Areola mengalami hypergigmentasi atau belum
18.  Adanya kolostrum atau cairan lain
19.  Memeriksa adanya dimpling/ retraksi saat klien mengangkat tangan ke atas
20.   Memeriksa adanya massa/ benjolan
Pemeriksaan abdomen
21.  Menempatkan peralatan
22.  Membuka pakaian dan memasang selimut
23.  Menghangatkan tangan untuk menyesuaikan dengan suhu pasien
24.  Memeriksa bekas luka operasi
25.  Memeriksa adanya striae gravidarum, linea pada dinding abdomen
26.  Melakukan palpasi leopold I dengan cara mempromosikan pasien dengan kaki ditekuk
27.  Mengukur TFU (bila UK > 12 minggu)
28.  Melakukan palpasi leopold II
29.  Melakukan palpasi leopold III
30.  Melakukan palpasi leopold IV
31.  Menghitung DJJ
Pemerisaan genetalia
32.  Memakai sarung tangan
33.  Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
34.  Melakukan vulva hygiene
35.  Memeriksa labia mayor dan minor
36.  Memeriksa anus apakah ada hemorroid
37.  Melepas sarung tangan secara terbalik kedalam waskom yang berisi larutan clorin
Pemeriksaan ekstremitas
38.  Memeriksa adanya odema
39.  Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varices
40.  Memeriksa reflek patella pada kaki kanan dan kiri
41.  Mengukur Lila
42.  Merapikan pasien
43.  Membereskan peralatan
44.  Mencuci tangan
I.         Sikap
Sikap dalam tindakan pemeriksaan fisik antara lain :
1.      Menjelaskan prosedur pada klien
2.      Bersikap sopam pada klien
3.      Memposisikan klien dengan benar
4.      Tanggap terhadap reaksi pasien
5.      Sabar dan teliti
J.        Teknik
Teknik dalam tindakan pemeriksaan fisik antara lain :
1.    Melakukan prosedur secara sistematis
2.    Menjaga privacy klien
3.    Melaksanakan komunikasi selama pemeriksaan dan memberikan perhatian
     terhadap respon klien
4.    Mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik (checklist skill ujian osca,
     IBI).
























Lampiran 2
EVALUASI
A.      Tugas
1.      Meminta mahasiswa untuk mempraktikan tindakan pemerisaan fisik dengan benar!
B.       Jawaban
1.      Sesuai Checklist



Lampiran 3

CHEKLIST PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL














Lampiran 5
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)

Mata kuliah                 :    Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
Kode Mata Kuliah      :    Bd. 301
Bobot                            :    3 SKS (T1 ; P2)
Semester                       :    1 (Satu)
Nama dosen/Tim         :   

A.    DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada Mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan, didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta hasil evidence based dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan pokok-pokok bahasa konsep terjadinya kehamilan, adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil, faktor yang mempengaruhi ibu hamil, kebutuhan ibu hamil, asuhan ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang, deteksi terhadap komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya.
B.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :
1.      Menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan
2.      Menjelaskan proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan
3.      Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
4.      Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap perkembangannya
5.      Melaksanakan asuhan kehamilan
6.      Melaksanakan deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin
7.      Melakukan dokumentasi asuhan kehamilan
C.    PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilakasanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar dan penugasan
P : Dilaksanakan dikelas, laboratorium (baik dikampus maupun dilahan praktek) dengan menggunakan metida simulasi, demostrasi, role play dan bed side teaching

D.    EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :
² Teori
v UTS           :     10 %
v UAS          :     15 %
² Praktik
v Tugas                                             :           15%
v Latihan                                          :           20 %
v Studi kasus/manajemen khusus     :           40 %

E.     REFERENSI

Buku Wajib (BW)

  1. Johnson R. Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice.(BW1)
  2. Smith S. Dueell D. 1985. Clinical Nursing Skill. (BW2)
  3. Varney. 1997. Varney’s Midwifery.(BW3)
4.      Bennet, V.R. Brown, L.K. (1993), Myles Textbook for Midwives, (BW4)
5.      Pusdiknakes; WHO; JHPIEGO, (2001), Buku Asuhan Antenatal, (BW5)

Buku Anjuran (BA)

  1. Hotma R. Dkk. 2000. Pemeriksaan Fisik.(BA1)

2.      Saifuddin, Abdul Bari, dkk (2002), Panduan Praktis pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (BA. 1)

No comments:

Post a Comment