Wednesday 12 June 2019

MAKALAH KELAINAN KONGENITAL

SINDROMA GANGGUAN PERNAFASAN DAN PERDARAHAN TALI PUSAT

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan salah satu indicator status kesehatan masyarakat. Kesepakatan global Millenium Development Goals (MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan AKB dan Angka Kematian Balita menurun dua-pertiga menurun dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKB dari 68 menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.1
Dewasa ini AKB di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKB 34/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19/1000 kelahiran hidup. Penting diketahui adalah kenyataan bahwa penvumbang terbesar dari (Infant Mortality Rate) IMR tersebut berasal dari kelompok neonatus risiko tinggi.1
Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu (intrauterin) menjadi kehidupan diluar rahim (ekstrauterin) yang serba mandiri.2
Masa transisi adalah fase kritis bagi kehidupan bayi. Bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal dapat melewati masa tersebut dengan baik. Sebaliknya, bagi yang dilahirkan dalam keadaan belum siap (prematur) ataupun bayi yang lahir disertai penyulit atau komplikasi, tentunya proses adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebih sulit untuk dilalui. Bahkan, seringkali menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yang menyebabkan bayi tersebut tidak mampu melanjutkan kehidupan ke fase lanjut atau meninggal. Bayi dengan keadaan ini sering disebut dengan istilah neonatus risiko tinggi.2
Neonatus risiko tinggi adalah bayi baru lahir yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian dari pada bayi lain dan pada umumnya risiko tinggi terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia 28 hari. Istilah neonatus risiko tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa neonatus memerlukan perawatan dan pengawasan yang ketat. Pengawasan dapat dilakukan beberapa jam sampai beberapa hari. Hal ini disebabkan kondisi atau keadaan neonatus yang berhubungan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan penyesuaian dengan kehidupan diluar rahim. Penilaian dan tindakan yang tepat pada bayi risiko tinggi sangat penting karena dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.2
Neonatus risiko tinggi sering diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir, umur kehamilan dan adanya masalah patofisiologi yang menyertai neonatus tersebut. Secara umum, masalah patofisiologi berkaitan erat dengan status kematangan neonatus dan gangguan kimia. Adapun macam neonatus risiko tinggi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), asficsia neonatorum, sindrom gangguan pernafasan, icterus, perdarahan tali pusat, kejang, hypotermi, hypertermi, hypoglikemia dan tetanus neonatorum.3
Penyebab tidak langsung kematian neonatal yang paling penting adalah BBLR  yang berhubungan dengan lahir prematur dan IUGR. Di seluruh dunia, hampir sepertiga kematian neonatal berhubungan langsung dengan kelahiran prematur. Dari 16% bayi lahir BBLR, sekitar 60 – 80% mengalami kematian pada periode neonatal.3
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab utama mortalitas pada bayi. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah afiksia, BBLR dan infeksi.4
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan BBLR yaitu usia ibu, paritas, ras, jarak kelahiran terlalu dekat, BBLR pada anak sebelumnya dan penyakit akut dan kronik yang dialami ibu. Kebiasaan buruk ibu yang dilakukan selama masa kehamilan seperti, merokok dan minum alkohol juga dapat menyebabkan kehamilan. Faktor lain yang mempengaruhi BBLR adalah preeklamsia, kehamilan ganda, infeksi bawaan pada janin dan kelainan kromosom.5
Sindrom gawat nafas neonatus merupakan suatu sindrom yang sering ditemukan pada neonatus dan menjadi penyebab morbiditas utama pada bayi berat lahir rendah (BBLR);1-12 sehingga SGNN disebut juga sebagai penyakit membran hialin (PMH) karena PMH merupakan bagian terbesar darisindrom gawat nafas pada masa neonatus.1-11 Penyakit membran hialin umumnya terjadi pada bayi prematur. Angka kejadian PMH pada bayi yang lahir dengan masa gestasi 28 minggu sebesar 60%-80%, pada usia kelahiran 30 minggu adalah 25%, sedang pada usia kelahiran 32-36 minggu sebesar 15-30%, dan pada bayi aterm jarang dijumpai.2-10 Di negara maju PMH terjadi pada 0,3-1% kelahiran hidup dan merupakan 15-20% penyebab kematian neonatus.2,5 Di Amerika Serikat diperkirakan 1% dari seluruh kelahiran hidup, yang artinya 4000 bayi mati akibat SGNN setiap tahunnya.4,5 Di Indonesia, dari 950.000 BBLR yanglahir setiap tahun diperkirakan 150.000 bayi di antaranya menderita SGNN, dan sebagian besar berupa PMH.6
Selama kehamilan, tali pusat berfungsi sebagai penghubung kehidupan antara ibu dan anak. Setelah bayi dilahirkan, darah tali pusat yang terdapat pada tali pusat dapat memberikan harapan pada anak dan keluarga lainnya.6
Bahaya yang terjadi akibat tidak mengikat tali pusat adalah darah banyak keluar dari ujung tali pusat, meskipun lama-lama akan membeku dan berhenti sendiri dengan risiko terjadi ikterus pada bayi.6

B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang yang dimaksud neonatus dengan resiko tinggi?
2.    Apa saja kategori neonatus dengan resiko tinggi?
3.    ApaPengertiandanpenanganan BBLR?
4.    Apa pengertian dan penanganan sindrom pernafasan?
5.    Apa pengertian dan penanganan perdarahan tali pusat?

C.      TUJUAN
1.         Tujuan Umum
Mengetahui tentang BBLR, Sindroma Gangguan Pernafasan dan Perdarahan Tali Pusat pada bayi
2.         Tujuan Khusus
                                 a.          Mengetahui pengertian BBLR
                                b.          Mengetahui pengertian sindroma pernafasan
                                 c.          Mengetahui pengertian perdarahan tali pusat
                                d.          Mengetahui penanganan bayi dengan BBLR
                                 e.          Mengetahui penanganan bayi dengan sindroma gangguan pernafasan
                                 f.          Mengetahui penanganan bayi dengan perdarahan tali pusat

D.      MANFAAT
a.         Bagi penulis
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya meningkatkan pengetahuan mahasiswa
.
b.         Bagi Institusi
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi institusi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa
c.          Bagi Pihak Lain
Hasil dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadikan informasi dengan referensi bacaan makalah lain yang akan membuat makalah dengan topic yang sejenis.BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan salah satu indicator status kesehatan masyarakat. Kesepakatan global Millenium Development Goals (MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan AKB dan Angka Kematian Balita menurun dua-pertiga menurun dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKB dari 68 menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.1
Dewasa ini AKB di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKB 34/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19/1000 kelahiran hidup. Penting diketahui adalah kenyataan bahwa penvumbang terbesar dari (Infant Mortality Rate) IMR tersebut berasal dari kelompok neonatus risiko tinggi.1
Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu (intrauterin) menjadi kehidupan diluar rahim (ekstrauterin) yang serba mandiri.2
Masa transisi adalah fase kritis bagi kehidupan bayi. Bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal dapat melewati masa tersebut dengan baik. Sebaliknya, bagi yang dilahirkan dalam keadaan belum siap (prematur) ataupun bayi yang lahir disertai penyulit atau komplikasi, tentunya proses adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebih sulit untuk dilalui. Bahkan, seringkali menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yang menyebabkan bayi tersebut tidak mampu melanjutkan kehidupan ke fase lanjut atau meninggal. Bayi dengan keadaan ini sering disebut dengan istilah neonatus risiko tinggi.2
Neonatus risiko tinggi adalah bayi baru lahir yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian dari pada bayi lain dan pada umumnya risiko tinggi terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia 28 hari. Istilah neonatus risiko tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa neonatus memerlukan perawatan dan pengawasan yang ketat. Pengawasan dapat dilakukan beberapa jam sampai beberapa hari. Hal ini disebabkan kondisi atau keadaan neonatus yang berhubungan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan penyesuaian dengan kehidupan diluar rahim. Penilaian dan tindakan yang tepat pada bayi risiko tinggi sangat penting karena dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.2
Neonatus risiko tinggi sering diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir, umur kehamilan dan adanya masalah patofisiologi yang menyertai neonatus tersebut. Secara umum, masalah patofisiologi berkaitan erat dengan status kematangan neonatus dan gangguan kimia. Adapun macam neonatus risiko tinggi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), asficsia neonatorum, sindrom gangguan pernafasan, icterus, perdarahan tali pusat, kejang, hypotermi, hypertermi, hypoglikemia dan tetanus neonatorum.3
Penyebab tidak langsung kematian neonatal yang paling penting adalah BBLR  yang berhubungan dengan lahir prematur dan IUGR. Di seluruh dunia, hampir sepertiga kematian neonatal berhubungan langsung dengan kelahiran prematur. Dari 16% bayi lahir BBLR, sekitar 60 – 80% mengalami kematian pada periode neonatal.3
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab utama mortalitas pada bayi. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah afiksia, BBLR dan infeksi.4
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan BBLR yaitu usia ibu, paritas, ras, jarak kelahiran terlalu dekat, BBLR pada anak sebelumnya dan penyakit akut dan kronik yang dialami ibu. Kebiasaan buruk ibu yang dilakukan selama masa kehamilan seperti, merokok dan minum alkohol juga dapat menyebabkan kehamilan. Faktor lain yang mempengaruhi BBLR adalah preeklamsia, kehamilan ganda, infeksi bawaan pada janin dan kelainan kromosom.5
Sindrom gawat nafas neonatus merupakan suatu sindrom yang sering ditemukan pada neonatus dan menjadi penyebab morbiditas utama pada bayi berat lahir rendah (BBLR);1-12 sehingga SGNN disebut juga sebagai penyakit membran hialin (PMH) karena PMH merupakan bagian terbesar darisindrom gawat nafas pada masa neonatus.1-11 Penyakit membran hialin umumnya terjadi pada bayi prematur. Angka kejadian PMH pada bayi yang lahir dengan masa gestasi 28 minggu sebesar 60%-80%, pada usia kelahiran 30 minggu adalah 25%, sedang pada usia kelahiran 32-36 minggu sebesar 15-30%, dan pada bayi aterm jarang dijumpai.2-10 Di negara maju PMH terjadi pada 0,3-1% kelahiran hidup dan merupakan 15-20% penyebab kematian neonatus.2,5 Di Amerika Serikat diperkirakan 1% dari seluruh kelahiran hidup, yang artinya 4000 bayi mati akibat SGNN setiap tahunnya.4,5 Di Indonesia, dari 950.000 BBLR yanglahir setiap tahun diperkirakan 150.000 bayi di antaranya menderita SGNN, dan sebagian besar berupa PMH.6
Selama kehamilan, tali pusat berfungsi sebagai penghubung kehidupan antara ibu dan anak. Setelah bayi dilahirkan, darah tali pusat yang terdapat pada tali pusat dapat memberikan harapan pada anak dan keluarga lainnya.6
Bahaya yang terjadi akibat tidak mengikat tali pusat adalah darah banyak keluar dari ujung tali pusat, meskipun lama-lama akan membeku dan berhenti sendiri dengan risiko terjadi ikterus pada bayi.6

B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang yang dimaksud neonatus dengan resiko tinggi?
2.    Apa saja kategori neonatus dengan resiko tinggi?
3.    ApaPengertiandanpenanganan BBLR?
4.    Apa pengertian dan penanganan sindrom pernafasan?
5.    Apa pengertian dan penanganan perdarahan tali pusat?

C.      TUJUAN
1.         Tujuan Umum
Mengetahui tentang BBLR, Sindroma Gangguan Pernafasan dan Perdarahan Tali Pusat pada bayi
2.         Tujuan Khusus
                                 a.          Mengetahui pengertian BBLR
                                b.          Mengetahui pengertian sindroma pernafasan
                                 c.          Mengetahui pengertian perdarahan tali pusat
                                d.          Mengetahui penanganan bayi dengan BBLR
                                 e.          Mengetahui penanganan bayi dengan sindroma gangguan pernafasan
                                 f.          Mengetahui penanganan bayi dengan perdarahan tali pusat

D.      MANFAAT
a.         Bagi penulis
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya meningkatkan pengetahuan mahasiswa
.
b.         Bagi Institusi
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi institusi dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa
c.          Bagi Pihak Lain
Hasil dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadikan informasi dengan referensi bacaan makalah lain yang akan membuat makalah dengan topic yang sejenis.

CONTOH BUKU AJAR

BUKU AJAR KONSEP KEBIDANAN


PENDAHULUAN
-
-
-
-
TUJUAN MATA KULIAH
A.    Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswi untuk memahami konsep kebidanan dengan pokok bahasan : Pengertian, filosofi, dan definisi bidan; perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional; paradigma asuhan kebidanan; peran fungsi bidan; standar profesi bidan; teori dan model konseptual asuhan kebidanan; managemen kebidanan; sistem penghargaan; prinsip perkembangan karir bidan; usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan; model asuhan kebidanan; konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan.
B.     Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Konsep Kebidanan diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional dalam :
1.      Memahami pengertian, filosofi, dan definisi bidan.
2.      Menjelaskan perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional.
3.      Menjelaskan paradigma asuhan kebidanan.
4.      Menjelaskan peran fungsi bidan.
5.      Menjelaskan standar profesi bidan.
6.      Menjelaskan teori dan model konseptual asuhan kebidanan.
7.      Memahami dan menerapkan managemen kebidanan.
8.      Menjelaskan sistem penghargaan.
9.      Menjelaskan prinsip perkembangan karir bidan.
10.  Menjelaskan usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan.
11.  Menjelaskan model asuhan kebidanan.
12.  Menjelaskan konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan.
C.     Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Konsep Kebidanan adalah mahasiswa mampu  menjelaskan pengertian, filosofi, dan definisi bidan; perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional; paradigma asuhan kebidanan; peran fungsi bidan; standar profesi bidan; teori dan model konseptual asuhan kebidanan; managemen kebidanan; sistem penghargaan; prinsip perkembangan karir bidan; usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan; model asuhan kebidanan; konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan.
D.    Susunan Urutan Bahan Ajar
1.      Pengertian, filosofi, dan definisi bidan.
2.      Perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional.
3.      Paradigma asuhan kebidanan.
4.      Peran fungsi bidan.
5.      Standar profesi bidan.
6.      Teori dan model konseptual asuhan kebidanan.
7.      Managemen kebidanan.
8.      Sistem penghargaan.
9.      Prinsip perkembangan karir bidan.
10.  Usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan.
11.  Model asuhan kebidanan
12.  Konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan.
E.  Petunjuk Bagi Mahasiswa
     Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang direkomendasikan  sebagai buku acuan yang sudah ada.

URAIAN MATERI

BAB I
A.     Kompetensi Dasar dan Indikator
NO
Kompetensi Dasar
Indikator
1.
Menjelaskan filosofi bidan
1.      Menjelaskan konsep dasar kebidanan
2.      Menjelaskan filosofi bidan
3.      Menjelaskan ruang lingkup asuhan kebidanan
2
Menjelaskan perkembangan pelayanan kebidanan secara nasional dan internasional
1.      Menjelaskan sejarah pendidikan bidan
2.      Menjelaskan perkembangan pelayanan bidan sebagai profesi
3
Memahami paradigma asuhan kebidanan
1.      Menjelaskan paradigma secara umum
2.      Menjelaskan komponen paradigma dalam asuhan kebidanan
3.      Menjelaskan manfaat paradigma kaitannya dengan konseptual model kebidanan
4
Memahami peran fungsi bidan
1.      Menjelaskan peran bidan dalam pelayanan kebidanan
2.      Menjelaskan fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan
5
Memahami kompetensi bidan
1.      Menjelaskan tentang kompetensi bidan
2.      Menjelaskan praktek professional bidan
6
Memahami standar profesi bidan
1.      Menjelaskan kebidanan sebagai profesi
2.      Memahami standar profesi bidan
7
Memahami teori dan model konseptual asuhan kebidanan
1.      Menjelaskan dasar pemikiran, fokus, dan tujuan dalam teori kebidanan
2.      Menerapkan model konseptual asuhan kebidanan di dalam dan di luar negeri
8
Memahami managemen kebidanan
1.      Menjelaskan managemen kebidanan teknik dan model pendokumentasian asuhan kebidanan
2.      Menjelaskan lingkup praktik kebidanan
1.      Pengorganisasian praktik asuhan kebidanan
2.      Menjelaskan model pelayanan kebidanan di Indonesia
3.      Menerapkan managemen kebidanan dalam pelayanan kebidanan
9
Menghargai sistem penghargaan
1.      Menjelaskan sistem penghargaan bidan
2.      Menjelaskan tentang reflektif practice
10
Memahami prnsip pengembangan karir bidan
1.      Menjelaskan tentang prinsip pengembangan karir bidan
2.      Menjelaskan konsep dasar perubahan
11
Memahami usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan
1.      Memahami tentang konsep dasar pemasaran sosial
2.      Menjelaskan pendekatan pemasaran sosial untuk perubahan sosial
3.      Menjelaskan pemasaran sosial dalam pelayanan kebidanan
12
Memahami dan menerapkan model asuhan kebidanan
1.      Menjelaskan model-model asuhan kebidanan
2.      Melaksanakan model asuhan kebidanan dalam memberikan pelayanan kepada klien
13
Dokumentasi kebidanan
1.      Model pendokumentasian
2.      Metode pendokumentasian
3.      Sistem pengumpulan data rekam medik
4.       Prinsip pendokumentasian managemen kebidanan dengan pendekatan SOAPIE
5.      Prinsip pendokumentasian dengan managemen Varney

B.                    Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswi untuk memahami konsep kebidanan dengan pokok bahasan : Pengertian, filosofi, dan definisi bidan; perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional; paradigma asuhan kebidanan; peran fungsi bidan; standar profesi bidan; teori dan model konseptual asuhan kebidanan; managemen kebidanan; sistem penghargaan; prinsip perkembangan karir bidan; usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan; model asuhan kebidanan; konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan.


MATERI

PENGERTIAN, FILOSOFI DAN DEFINISI BIDAN

A.    Konsep Dasar Kebidanan
1.      Definisi Bidan
Klinkert (1892) Bidan berasal dari bahasa sansekerta “Widwan” yang artinya cakap. Membidan artinya selamatan bagi seorang penolong persalinan yang mohon diri setelah bayi berusia 40 hari (Kamus besar Bahasa Indonesia).
Midwife dalam bahasa Inggris artinya “With Woman” yang artinya pendamping wanita. Istilah Midwife mulai digunakan pada tahun 1803 dan Midwifery pada tahun 1483.
Obstetrics Bahasa latin yang artinya juga pendamping wanita.Di Inggris kedua kata tersebut dipakai sebagai kata sinonim. OBSTETRICSjuga didefinisikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan manajemen kehamilan, persalinan dan nifas baik normal maupun abnormal (Hellman & Pritchard, 1971).
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi seluruh dunia, definisi internasional tentang bidan dan prakteknya telah diakui oleh : International Confederation Of Midwives (ICM) 1972 dan International Federation Of Ginecologist and Obstetrian tahun 1973 WHO dan badan lainnya, sebagai berikut :
“Midwife is personal who having been  regulary admitted to a midwifery educational program fully recognized in the which it is located, has succresfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has regquisite qualification to be registere and or legally licensed to practice midwifery.
She must be able to give the necessary supervision, care and advice to woman during pregnancy, labor, and post partum period, to conduct deliverties on herown responsibility, and to care for the newborn and the infant. This care includes preventive measure, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement of medical assistance, and the execution of emergency measure in the absence, an the of medical help. She has an important task in coseling and education, not only for patients, but also within the family and community.
Their work should involve antenatal education and preparation for parenthood and extends to certain areas of gynecology, family planning, and child care. She may practice in hospital, clinics, health units, domiciliary condition or any other service”.
Kebidanan adalah suatu disiplin ilmu yang mempunyai keunikan tersendiri dalam tubuh pengetahuan yaitu menggali dan menjelaskan tentang aspek kesehatan dan persalinan, secara rasional untuk mengurangi intervensi dan pendekatan mendukung dalam memberi perawatan, dan lebih lanjut dalam menggabungkan aspek manajemen yang mengidentifikasi masalah atau masalah potensial. Hal ini dilakukan terus menerus untuk mengidentifikasi masalah agar mendapat intervensi medis yang tepat (Linda V. Walsh,4:2001).
B.     Filosofi Bidan
Ditinjau dari segi bahasa Filosofi : filsafat, falsafah. Secara harfiah filosofi adalah cinta pada kebijaksanaan (Neil Thompson, 2001:64).
Filosofi : ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai hakikat yang ada (sebab, asal dan hukumnya) (kamus ilmiah Popular, 2002).
1.      Pengertian filosofi bidan menurut Pendapat para ahli
Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pencarian dasar-dasar dan penjelasan yang nyata (Chinn & Kramer, 1991:17).
Filosofi adalah pendekatan berfikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama, marxime, existentialisme dan fenomena yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat (person dan Vaughan, 1988).
Filosofi adalah ungkapan seorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut ideologis (Moya Davis, 1993)
Filosofi adalah sesuatu yang bisa memberikan gambaran dan berperan sebagai tantangan untuk memahami dan menggunakan filosofi sebagai dasar untuk memberikan informasi dan meningkatkan praktek profesional.
Filosofi sering dianggap sebagai sesuatu yang :
a.       Elit
Hanya untuk golongan tertentu (golongan berada) dan bukan untuk konsumsi umum.
b.      Sulit
Beberapa aspek dari filosofi adalah sulit, beberapa aspek hampir tidak kentara, kompleks, dan berbelit-belit.Tetapi hal ini dapat dengan mudah dimengerti.
c.       Obscure
Filosofi sering dianggap sebagai hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sehari-hari, sebuah aktivitas dimana lebih difokuskan pada hal-hal yang tidak jelas dari pengalaman sehari-hari.
d.      Abstrak
Jelas pada beberapa hal filosofi adalah abstrak.Filosofi mencoba untuk membangkitkan tingkat pengertian kita, yang pada tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan.
Bagaimanapun fakta bahwa filosofi adalah tidak jelas / abstrak, tetapi tidak berarti bahwa hal itu berakibat tidak ada penerapan yang nyata / konkret. Filosofi merupakan suatu alat yang berharga dalam memfasilitasi proses menggabungkan teori dan praktek.
2.      Tinjauan filosofi dalam ilmu kebidanan
a.       Pendekatan Ontologis
Secara ontologis, ilmu membatasi ilmu penelaah keilmuannya hanya pada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaah yang berada dalam batasan prapengalaman (penciptaan manusia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya kepada pengetahuan lain.
b.      Pendekatan Epistemologis
Landasan epistemology ilmu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuan berdasarkan :
1)      Kerangka pemikiran yang bersifat logis, dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun.
2)      Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut.
3)      Melakukan ferifikasi terhadap hipotesis termasuk untuk menguji kebenaran pendataan secara faktual.
c.       Pendekatan Aksiologis
Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun social.Nilai internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia.Nilai eksternal menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah.Nilai social menyangkut pandangan masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan dan profesi tertentu.
3.      Filosofi kebidanan sebagai pandangan hidup
Filosofi kebidanan merupakan keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fikir dalam memberikan asuhan kepada klien, yaitu :
a.       Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa perempuan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun harus tetap waspada karena kondisi yang normal dapat tiba-tiba menjadi tidak normal.
b.      Keyakinan tentang perempuan
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengontrol dirinya sendiri, kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut dihormati.
c.       Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
Fungsi utama dari asuhan kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan bayinya.Bidan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi klien dan keluarganya. Proses yang normal harus dihargai dan dipertahankan dan apabila bermasalah diselesaikan dengan menggunakan teknologi tepat guna dan merujuknya bila perlu.
d.      Keyakinan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan
Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan. Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan tentang pemberi asuhan  dan tempat melahirkan.
e.       Keyakinan tentang asuhan
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi pemberi informasi yang relevan dan objektif, konseling serta memfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman, memuaskan, menghormati dan memberdayakan perempuan dan keluarga.
f.       Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
Bidan yakin bahwa dalam memberikan asuhan tetap mempertahankan, mendukung dan menghargai proses fisiologis. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi dan rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin keselamatan ibu dan bayinya.
g.      Keyakinan tentang fungsi profesi dan pemanfaatannya
Bidan yakin bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta tim kesehatan lainnya selama memberikan asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Asuhan, dukungan, bimbingan serta kepedulian kepada klien dalam membantu mengatasi masalah dilakukan secara berkesinambungan.
4.      Prinsip Dasar Filosofi
a.       Hubungan antara ibu dan bidan adalah dasar dalam memberikan asuhan yang baik.
b.      Ibu adalah focus dalam memberikan asuhan.
c.       Memberikan pilihan pada ibu untuk melahirkan.
d.      Menggunakan seluruh kemampuan dan ketrampilan bidan.
e.       Asuhan yang berkesinambungan.
f.       Asuhan dasar komunitas.
g.      Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan.
h.      Memberikan asuhan yang ramah kepada ibu dan bayinya.
5.      Filosofi Asuhan Kebidanan
a.       Memperhatikan keamanan klien.
b.      Memperhatikan kepuasan klien.
c.       Menghormati martabat manusia.
d.      Menghormati akan perbedaan kultur dan etika.
e.       Berpusat pada konteks keluarga.
f.       Berorientasi pada promosi kesehatan.
C.     Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan
1.      Pengertian Asuhan kebidanan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan baik kepada individu, pasien atau kliennya (Santosa N, 1994:3).Asuhan adalah mencakup bimbingan, didikan dan hasil mengasuh (Primi Pena, 2002:72).
Kebidanan adalah mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan, yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (Syahlan, 1996:12).
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri.
2.      Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area praktik dari suatu profesi, sedangkan definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
Secara ringkas, asuhan kebidanan adalah asuhan yang di berikan oleh seorang bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
a.       Remaja Putri
Asuhan yang diberikan bidan kepada remaja putri yaitu memberikan penyuluhan tentang proses menstruasi dan kesehatan reproduksi.
b.      Wanita Pranikah
Asuhan yang diberikan bidan kepada wanita sebelum menikah yaitu memberikan penyuluhan tentang dampak hubungan seksual.
c.       Ibu Hamil
Asuhan kebidanan pada ibu hamil yang diberikan bidan pada berguna untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.
d.      Ibu Bersalin
Asuhan yang di berikan bidan pada ibu bersalin adalah melakukan observasi pada ibu bersalin, yakni pada Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV.
e.       Ibu Nifas
Asuhan kebidanan pada ibu nifas biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6 minggu.Pada asuhan ini bidan memberikan asuhan berupa memantau involusi uteri, kelancaran ASI, dan kondisi ibu dan anak.
f.       Bayi Baru lahir
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yaitu bidan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dsb, dan memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.
g.      Bayi dan Balita
Asuhan kebidanan pada neonatus dan balita adalah bidan memberikan pelayanan, informasi tentang imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neunatus dan balita.
h.      Menopause
Asuhan yang diberikan bidan kepada wanita yang sudah berhenti masa suburnya.
i.        Wanita dengan Gangguan Reproduksi
Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan reproduksi adalah asuhan yang di berikan bidan pada wanita yang mengalami gangguan reproduksi yaitu bidan memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi) tentang gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti keputihan, menstruasi yang tidak teratur.
3.      Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan wanita dalam siklus reproduksi, bayi baru lahir, dan balita untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di masa depan.
Pelayan kebidanan di bedakan berdasarkan kewenangan bidan, yaitu:
a.       Pelayanan kebidanan primer/mandiri
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. Tugas pelayanan mandiri :
1)      Menetapkan menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan.
2)      Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan  melibatkan klien.
3)      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
4)      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.
5)      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir.
6)      Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien atau keluarga.
7)      Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
8)      Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
9)      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
b.      Pelayanan kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi layanan yang terlibat.Misal : bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Tugas kolaborasi/kerjasamadiantaranya :
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5)      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6)      Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c.       Pelayanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter, ahli dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya. Tugas merujuk antara lain :
1)      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2)      Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat.
3)      Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4)      Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
5)      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan gawat darurat yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
6)      Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu  dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat dan memerlukan konsultasi serta rujukan.

RINGKASAN MATERI

Kebidanan adalah suatu disiplin ilmu yang mempunyai keunikan tersendiri dalam tubuh pengetahuan yaitu menggali dan menjelaskan tentang aspek kesehatan dan persalinan, secara rasional untuk mengurangi intervensi dan pendekatan mendukung dalam memberi perawatan, dan lebih lanjut dalam menggabungkan aspek manajemen yang mengidentifikasi masalah atau masalah potensial. Hal ini dilakukan terus menerus untuk mengidentifikasi masalah agar mendapat intervensi medis yang tepat.
Filosofi kebidanan merupakan keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fikir dalam memberikan asuhan kepada klien, yaitu :
a.       Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
b.      Keyakinan tentang perempuan
c.       Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
d.      Keyakinan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan
e.       Keyakinan tentang asuhan
f.       Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
g.      Keyakinan tentang fungsi profesi dan pemanfaatannya
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.


TES FORMATIF



1.      Pendekatan berfikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama, marxime, existentialisme dan fenomena yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat merupakan definisi filosofi bidan menurut..
a.       Chinn and Kramer
b.      Vaughan
c.       Moya
d.      Davis
e.       Chin and Vaughan
2.      Filosofi bidan sering dianggap sebagai sesuatu yang..
a.       Elit, mewah, obscure
b.      Elit, sulit, abstrak
c.       Mewah, sulit, obscure
d.      Sulit, tidak koheren, abstrak
e.       Elit, bermartabat, terbuka
3.      Dibawah ini manakah yang bukan merupakan filosofi kebidanan sebagai pandangan hidup….
a.       Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
b.      Keyakinan tentang perempuan
c.       Keyakinan mengenai profesi dan teman sejawat
d.      Keyakinan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan
e.       Keyakinan tentang fungsi profesi dan pemanfaatannya
4.      Bidan yakin bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta tim kesehatan lainnya selama memberikan asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini sesuai dengan keyakinan bidan mengenai..
a.      Fungsi profesi dan manfaatnya
b.      Kolaborasi dan kemitraan
c.       Fungsi profesi dan pengaruhnya
d.      Dasar filosofi
e.       Kehamilan dan persalinan
5.      Salah satu prinsip dasar filosofi bidan yaitu..
a.       Memperhatikan keamanan klien
b.      Memperhatikan kepuasan klien
c.       Berpusat pada konteks keluarga
d.      Berorientasi pada promosi kesehatan
e.       Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
6.      Nyonya Marni merupakan seorang perempuan yang hendak bersalin di bidan Mariza. Setelah bidan Mariza memeriksa Nyonya Marni, keluarga Nyonya Marni menganjurkan Nyonya Marni untuk menggunakan sarung pada saat persalinan karena dipercaya mempercepat dan memperlancar persalinan. Bidan Mariza tidak keberatan dengan permintaan keluarga Nyonya Marni. Sikap bidan Mariza merupakan penerapan dari filosofi asuhan kebidanan, yaitu…
a.       Memperhatikan kepuasaan klien
b.      Berpusat pada konteks keluarga
c.       Berorientasi pada promosi kesehatan
d.      Menghormati akan perbedaan kultur dan etika
e.       Memberikan pilihan pada ibu untuk melahirkan
7.      Bidan Mariza setiap hari jumat melakukan penyuluhan kepada remaja putri untuk memenuhi kewajibannya pada ruang lingkup. Penyuluhan yang diberikan oleh bidan Mariza yang paling tepat adalah tentang…
a.       Gizi dan menstruasi
b.      Menstruasi dan kesehatan reproduksi
c.       Kesehatan reproduksi dan seks dini
d.      Seks dini dan gizi
e.       Kebutuhan dasar remaja dan kesehatan reproduksi
8.      Nyonya Prabti datang ke bidan Mariza dengan keluhan kenceng-kenceng pada bagian perut bawah. Bidan Mariza segera memeriksa dan ternyata Nyonya Prabti sudah siap untuk bersalin. Bidan Mariza segera menangani persalinan Nyonya Prabti. Pelayanan yang diberikan bidan Mariza merupakan pelayanan kebidanan…
a.      Primer
b.      Sekunder
c.       Tersier
d.      Kolaborasi
e.       rujukan
9.      Dibawah ini merupakan salah satu wewenang bidan dalam pelayanan secara kolaborasi…
a.       Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c.       Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
d.      Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
e.       Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause yang memerlukan tindakan kolaborasi.
10.  Dibawah ini merupakan salah satu wewenang bidan dalam pelayanan secara rujukan, yaitu….
a.      Memberikan asuhan kebidanan melaui konsultasi dan rujukan pada kehamilan resiko tinggi dan kegawatan darurat.
b.      Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.
c.       Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien atau keluarga.
d.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
e.       Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

DAFTAR PUSTAKA


Elen Varney, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4 jilid 1. EGC.
Niken Meilani, dkk. 2008. Kebidanan cetakan ke-2. Jakarta: Fitramaya.
Cristine Handerson, Kathleen Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC